
Minat masyarakat terhadap aset digital terus melonjak.Data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 18,1 juta orang per Agustus 2025, naik sekitar 36% dibanding Februari 2025.
Kenaikan ini memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pasar kripto paling aktif di Asia, didorong oleh adopsi luas di kalangan individu dan meningkatnya kepercayaan terhadap aset digital.
Dengan 18 juta investor aktif dan transaksi Rp40 triliun per bulan, Indonesia kini menjadi salah satu pusat pertumbuhan kripto terbesar di Asia Tenggara.
Sepanjang 2025, pasar kripto di Indonesia mencatat pertumbuhan pesat. Jumlah investor meningkat dari 13,3 juta pada Februari menjadi 18,1 juta per Agustus, menunjukkan pertambahan lebih dari 4,8 juta investor hanya dalam enam bulan.
Menurut OJK, sebagian besar investor merupakan individu domestik dengan jumlah 18,04 juta orang, sementara 38,4 ribu investor berasal dari luar negeri. Adapun investor institusional masih relatif kecil, yaitu 559 institusi dalam negeri dan 270 institusi asing.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, mengatakan bahwa kondisi pasar kripto nasional masih terjaga dan stabil.
“Ini menunjukkan kepercayaan konsumen dan kondisi pasar aset kripto nasional tetap terjaga dengan baik,” ujarnya.
Rata-rata nilai transaksi kripto di Indonesia mencapai Rp40,2 triliun per bulan, menandakan bahwa aktivitas perdagangan aset digital masih sangat tinggi dan aktif.
Aset Kripto Favorit Investor Indonesia

Laporan “Indonesia Crypto & Web3 Industry Report 2024” menunjukkan bahwa investor Indonesia memiliki portofolio yang cukup beragam.
Lima aset yang paling banyak diperdagangkan mencerminkan minat pada berbagai jenis aset dari stablecoin hingga memecoin:
- USDT (Tether) — menjadi aset paling populer berkat kestabilannya karena nilainya dipatok dengan dolar AS.
- Bitcoin (BTC) dan XRP — dua aset klasik yang sering dijadikan pilihan utama oleh investor jangka panjang karena potensi kenaikan harga yang besar.
- Dogecoin (DOGE) dan Pepe (PEPE) — memecoin yang menarik perhatian investor ritel karena volatilitasnya yang tinggi dan potensi cuan jangka pendek.
Tren ini memperlihatkan bahwa investor Indonesia tidak hanya mengikuti arus global, tetapi juga semakin cerdas dalam mendiversifikasi portofolio antara aset stabil dan aset berisiko tinggi.
Pusat Pertumbuhan di Jawa dan Bali
Data OJK juga menunjukkan bahwa 83% investor kripto Indonesia berasal dari Pulau Jawa dan Bali, dengan Jawa Barat menyumbang porsi terbesar, yakni 24,6% dari total investor nasional.
Dominasi ini mencerminkan bahwa pusat aktivitas digital dan literasi keuangan di wilayah tersebut menjadi pendorong utama pertumbuhan ekosistem kripto di Indonesia.
Namun, seiring peningkatan adopsi teknologi dan kemudahan akses platform trading di seluruh wilayah, partisipasi dari daerah lain diperkirakan akan terus meningkat.
Kepercayaan Pasar Tetap Kuat
Meskipun pasar kripto global mengalami fluktuasi sepanjang tahun, kepercayaan investor domestik tetap solid.
Dengan dukungan regulasi yang semakin matang dari OJK dan Bappebti, serta meningkatnya edukasi tentang aset digital, pasar kripto di Indonesia menunjukkan fundamental yang kuat untuk jangka panjang.
Ekosistem yang mencakup bursa, lembaga kliring, dan entitas penyimpanan juga terus berkembang, memperkuat infrastruktur kripto nasional agar lebih aman dan transparan.
Kesimpulan
Dengan 18,1 juta investor aktif dan nilai transaksi bulanan mencapai Rp40 triliun, Indonesia kini berada di garis depan pertumbuhan industri kripto di Asia Tenggara.
Lonjakan ini menegaskan bahwa aset digital telah bertransformasi dari sekadar tren menjadi bagian penting dari sistem ekonomi dan investasi modern.
Sinergi antara regulasi, edukasi, dan inovasi teknologi akan menjadi kunci agar pertumbuhan industri kripto di Indonesia tetap sehat, inklusif, dan berkelanjutan.
Bergabung dengan MEXC dan mulai trading hari ini
Daftar


