Bursa MEXC: Nikmati token paling tren, airdrop harian, biaya trading terendah di dunia, dan likuiditas lengkap! Daftar sekarang dan klaim Hadiah Selamat Datang hingga 8.000 USDT!   •   Daftar • Bitcoin Turun ke $93.000, ETF Outflow dan Tekanan Makro Dorong Sentimen Negatif • Cloudflare Mati, Sebabkan Internet Global Lumpuh • Portofolio Arthur Hayes Turun 30%, Sinyal Koreksi Market Lebih Dalam? • Daftar
Bursa MEXC: Nikmati token paling tren, airdrop harian, biaya trading terendah di dunia, dan likuiditas lengkap! Daftar sekarang dan klaim Hadiah Selamat Datang hingga 8.000 USDT!   •   Daftar • Bitcoin Turun ke $93.000, ETF Outflow dan Tekanan Makro Dorong Sentimen Negatif • Cloudflare Mati, Sebabkan Internet Global Lumpuh • Portofolio Arthur Hayes Turun 30%, Sinyal Koreksi Market Lebih Dalam? • Daftar

Cloudflare Mati, Sebabkan Internet Global Lumpuh

Pada Selasa, 18 November 2025, dunia digital mengalami gangguan besar setelah Cloudflare, salah satu penyedia infrastruktur internet terbesar di dunia, mengalami “internal service degradation” yang menyebabkan pemadaman akses global selama lebih dari dua jam.

Dampaknya dirasakan di berbagai sektor termasuk media sosial, layanan AI, hingga platform kripto besar seperti Coinbase, BitMEX, Ledger, Toncoin, Arbiscan, dan DeFiLlama.

Gangguan ini menunjukkan betapa rapuhnya struktur internet modern yang terlalu bergantung pada satu penyedia layanan jaringan tunggal.

Dari Gangguan Internal ke Blackout Global

Menurut laporan resmi Cloudflare, masalah dimulai pada 11:48 UTC dan segera berdampak pada berbagai lapisan layanannya dari DNS, API, caching, hingga kontrol dashboard.

Selama periode itu, pengguna di London, Frankfurt, dan Chicago melaporkan error 500 Internal Server, dengan akses ke situs-situs besar seperti ChatGPT, Slack, X (Twitter), dan Coinbase yang sepenuhnya terblokir atau hanya sebagian dapat dimuat.

Timeline Insiden (UTC)

System Cloudlflase Status | Source : Cloudlfare.
  • 11:48 — Cloudflare mengonfirmasi “service degradation”
  • 12:03–12:53 — Error tetap tinggi saat investigasi berjalan
  • 13:09 — Masalah diidentifikasi dan perbaikan dimulai
  • 13:35–13:58 — Akses WARP dan layanan pelanggan mulai pulih
  • 14:34 — Dashboard kembali berfungsi, namun layanan aplikasi masih dalam pemulihan

Meski Cloudflare menyatakan insiden telah “teratasi” pada 14:42 UTC, berbagai situs masih melaporkan residual errors hingga beberapa jam setelahnya.

Dampak terhadap Dunia Kripto, Satu Titik Kegagalan, Dampak Global

Gangguan ini menghantam banyak front-end platform kripto, termasuk Coinbase, Blockchain.com, BitMEX, dan Arbiscan, membuat pengguna tidak dapat mengakses antarmuka meskipun blockchain di belakangnya tetap berjalan normal.

Hal ini menyoroti paradoks lama di industri Web3: desentralisasi di level protokol, tapi ketergantungan total pada layanan Web2 seperti Cloudflare untuk distribusi konten, DNS, dan keamanan jaringan.

Bagi banyak proyek DeFi, NFT, dan exchange, Cloudflare berfungsi sebagai “gerbang publik” untuk pengguna yang menangani caching, routing, dan enkripsi TLS. Ketika gerbang itu gagal, bahkan sistem yang sepenuhnya terdistribusi pun menjadi tidak dapat dijangkau.

Seorang analis infrastruktur Web3 di MEXC Research menyoroti:

“Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa desentralisasi tak hanya soal blockchain. Titik akses ke jaringan juga harus didiversifikasi agar ekosistem Web3 tak ikut lumpuh saat satu entitas Web2 berhenti berfungsi.”

Ketergantungan Terlalu Besar pada Cloudflare

Cloudflare saat ini mengelola sekitar 19% dari seluruh situs web di dunia, termasuk ribuan proyek kripto.
Dengan kapasitas sebesar itu, satu kesalahan konfigurasi internal bisa menimbulkan efek domino lintas industri.

Selama outage, bahkan situs-situs pemantau gangguan seperti DownDetector dan IsItDownRightNow ikut mati karena mereka juga menggunakan Cloudflare sebagai lapisan jaringan.

Insiden ini bukan yang pertama. Cloudflare pernah mengalami gangguan besar pada November 2023, yang berlangsung selama dua hari penuh akibat pembaruan sistem internal.

Namun kali ini, skalanya jauh lebih besar yang menimbulkan “blind spot” global di mana pengguna, admin, dan penyedia layanan sama-sama kehilangan akses dan visibilitas.

Pelajaran untuk Ekosistem Kripto dan Web3

Bagi sektor kripto, gangguan ini menjadi peringatan keras bahwa decentralized finance masih berjalan di atas centralized infrastructure.
Proyek Web3 harus mulai mempertimbangkan:

  1. Multi-CDN setup — menggunakan beberapa jaringan distribusi konten untuk redundansi.
  2. Alternative DNS & self-hosting gateways — agar akses ke dApp tetap tersedia saat penyedia utama gagal.
  3. Monitoring independen — agar visibilitas sistem tidak ikut hilang saat satu provider down.

Meski penerapan multi-layer desentralisasi menambah biaya dan kompleksitas, insiden ini membuktikan bahwa kenyamanan terpusat selalu datang dengan risiko kolektif.

Internet Modern Butuh Redundansi, Bukan Ketergantungan

Outage Cloudflare hari ini bukan sekadar gangguan teknis, tapi cermin dari struktur internet global yang terlalu tersentralisasi. Bagi komunitas kripto, pelajaran terbesarnya jelas: desentralisasi harus diterapkan hingga ke lapisan infrastruktur.

Selama satu jaringan privat seperti Cloudflare bisa “menarik steker” dan mematikan sebagian besar Web2 dan Web3 sekaligus, kemandirian digital yang dijanjikan oleh blockchain masih belum sepenuhnya tercapai.

Disclaimer:
Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak menjadi saran investasi. Aset kripto bersifat sangat fluktuatif selalu lakukan riset pribadi (DYOR) sebelum mengambil keputusan trading.

Bergabung dengan MEXC dan mulai trading hari ini

Daftar