
Perusahaan operator Bitcoin ATM asal Chicago, Crypto Dispensers, tengah mempertimbangkan penjualan senilai $100 juta, hanya beberapa hari setelah pendirinya didakwa dalam kasus pencucian uang sebesar $10 juta oleh Departemen Kehakiman AS (DOJ).
Langkah ini menandai titik balik penting bagi perusahaan yang dulu dikenal sebagai Virtual Assets LLC, dan menyoroti meningkatnya tekanan regulasi terhadap bisnis konversi tunai ke kripto di Amerika Serikat.
Kasus Hukum yang Mengguncang
Menurut dakwaan DOJ, CEO sekaligus pendiri Crypto Dispensers, Firas Isa, dituduh menerima dana dari hasil penipuan dan perdagangan narkoba melalui jaringan ATM kripto miliknya antara 2018 dan 2025.
Dana tersebut kemudian diduga diubah menjadi aset digital dan dikirim ke dompet lain untuk menyembunyikan asal-usulnya, meski sistem Know Your Customer (KYC) semestinya mencegah aktivitas semacam ini.
Isa dan perusahaannya telah mengajukan pembelaan tidak bersalah, namun jika terbukti bersalah, mereka menghadapi hukuman maksimal 20 tahun penjara federal serta potensi penyitaan aset yang terkait.
Evaluasi Penjualan di Tengah Tekanan
Hanya tiga hari setelah kasus ini mencuat, Crypto Dispensers mengumumkan evaluasi strategis untuk menjual perusahaannya, dengan valuasi sekitar $100 juta.
Dalam pernyataannya pada 21 November, perusahaan menyebut telah menunjuk penasihat keuangan untuk membantu meninjau opsi strategis di tengah “konsolidasi yang semakin cepat di sektor cash-to-crypto dan infrastruktur aset digital.”
Menariknya, pengumuman ini sama sekali tidak menyinggung dakwaan hukum yang sedang berjalan. Sebaliknya, pihak perusahaan menyoroti perubahan model bisnisnya sejak 2020, dari operator ATM fisik menjadi penyedia perangkat lunak berbasis kepatuhan (software-first model).
“Hardware menunjukkan batasnya, tapi software menunjukkan skalanya,” ujar Firas Isa.
“Tinjauan ini dilakukan untuk memahami tahap pertumbuhan berikutnya dan menentukan jalur yang dapat menciptakan nilai terbaik bagi platform yang telah kami bangun.”
Tekanan Regulasi dan Tantangan Industri ATM Kripto
Perubahan arah bisnis Crypto Dispensers mencerminkan tantangan yang lebih luas di sektor ATM kripto.
Selama dua tahun terakhir, industri ini menghadapi:
- Tekanan regulasi akibat meningkatnya kasus kejahatan keuangan,
- Eksposur terhadap penipuan, serta
- Turunnya penggunaan berulang (repeat usage) karena banyak pengguna beralih ke platform pertukaran digital.
Dengan harga Bitcoin yang sempat jatuh ke $81.000, terendah sejak April 2025, sektor terkait seperti layanan ATM dan on-ramp kripto juga terkena dampak signifikan dari perlambatan market.
Antara Kepatuhan dan Reputasi
Dalam wawancara sebelumnya, Isa menegaskan bahwa Crypto Dispensers dibangun dengan kepatuhan sejak hari pertama. Namun dakwaan DOJ menunjukkan adanya dugaan celah serius dalam pengawasan internal.
Jika penjualan perusahaan benar-benar terjadi, pembeli potensial harus menghadapi risiko hukum dan reputasi yang besar, mengingat kasus masih dalam proses investigasi aktif.
Kesimpulan
Kasus Crypto Dispensers menjadi peringatan keras bagi pelaku bisnis kripto berbasis tunai, terutama di tengah pengetatan pengawasan anti pencucian uang di AS. Meski perusahaan berupaya memposisikan diri sebagai platform compliant dan inovatif, bayangan hukum kini mengancam masa depannya.
Apakah penjualan senilai $100 juta akan menjadi jalan keluar strategis, atau sekadar upaya menyelamatkan aset sebelum badai hukum semakin besar, masih harus dilihat dalam waktu dekat.
Disclaimer
Artikel ini disusun untuk tujuan edukasi dan informasi semata, bukan merupakan saran hukum, finansial, atau investasi. Market kripto bersifat fluktuatif dan tunduk pada regulasi yang berbeda di setiap yurisdiksi. Informasi di atas berdasarkan laporan per November 2025 dan dapat berubah seiring perkembangan kasus.
Bergabung dengan MEXC dan mulai trading hari ini
Daftar


