
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mencuri perhatian di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg, Afrika Selatan. Dalam pidatonya, Gibran menyoroti peran QRIS sebagai inovasi keuangan digital Indonesia.
Gibran Rakabuming juga membahas potensi serta risiko aset kripto dan Bitcoin, seraya menyerukan pembiayaan berkelanjutan bagi negara berkembang.
QRIS, Simbol Keberhasilan Inklusi Digital Indonesia
Gibran mengawali pidatonya dengan menampilkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai contoh nyata keberhasilan Indonesia dalam memperluas akses keuangan digital.
Ia menjelaskan bahwa QRIS adalah sistem pembayaran berbiaya rendah yang terbukti mendorong partisipasi ekonomi dari pelaku usaha mikro hingga masyarakat luas.
“QRIS menunjukkan bagaimana solusi digital yang sederhana dan murah bisa mendorong partisipasi ekonomi dan meminimalkan ketimpangan,” ujar Gibran dalam forum G20 South Africa.
Dengan lebih dari 50 juta pengguna aktif, QRIS kini menjadi tulang punggung inklusi finansial nasional dan menjadi bukti bahwa digitalisasi mampu mempersempit kesenjangan ekonomi yang menjadi pesan penting bagi negara berkembang di forum global.
Kripto dan Bitcoin di Mata Indonesia
Dalam bagian lain pidatonya, Gibran menyinggung perkembangan aset digital seperti kripto dan Bitcoin sebagai bagian dari perubahan ekonomi global.
Menurutnya, inovasi ini membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi digital, namun juga membawa tantangan yang harus diantisipasi dengan kebijakan yang seimbang.
“Teknologi seperti aset kripto dan token digital, termasuk Bitcoin, bisa menciptakan peluang sekaligus risiko,” jelas Gibran.
Ia menegaskan bahwa setiap negara berhak menentukan arah dan strategi pembangunan ekonominya sendiri, tanpa tekanan model tunggal dari negara lain.
Menurut Gibran, kerja sama global seharusnya difokuskan pada pemberdayaan ekonomi digital yang inklusif dan mandiri, bukan menciptakan ketergantungan baru.
Fokus ke Pembiayaan Berkelanjutan dan Ekonomi Hijau
Selain transformasi digital, Gibran juga menekankan pentingnya pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing) untuk mempercepat transisi menuju ekonomi hijau.
Indonesia, katanya, telah menjadi contoh nyata dengan alokasi lebih dari US$2,5 miliar (sekitar Rp41,7 triliun) setiap tahunnya untuk mendukung proyek-proyek ramah lingkungan dan infrastruktur berketahanan iklim. Beberapa poin penting yang disampaikan Gibran:
- Pembiayaan hijau untuk UMKM dan sektor pertanian melalui dukungan pemerintah dan lembaga keuangan nasional.
- Transisi energi berkeadilan, dengan fokus pada blended finance dan pembiayaan transisi energi.
- Keringanan utang dan skema inovatif, untuk membuka ruang fiskal bagi negara berkembang agar bisa beradaptasi dengan perubahan iklim.
- Pendekatan global yang setara, agar kebijakan keuangan hijau tidak hanya menguntungkan negara maju, tapi juga memperkuat daya saing negara berkembang.
Dengan kombinasi antara inovasi digital dan pembiayaan hijau, Indonesia ingin menunjukkan kepada dunia bahwa transformasi ekonomi dapat berjalan inklusif, mandiri, dan berkelanjutan.
Disclaimer
Artikel ini disusun untuk tujuan edukasi dan informasi, bukan merupakan saran investasi. Pembahasan tentang kripto dan Bitcoin dalam konteks pidato G20 bersifat informatif, bukan ajakan investasi. Market kripto bersifat volatil, lakukan riset mandiri sebelum membuat keputusan keuangan.
Bergabung dengan MEXC dan mulai trading hari ini
Daftar


